Huah.. sudah lama sekali rasanya tidak menulis di blog ini. Saatnya untuk curhat kembali. Hehehe..
Sesuai judul, “Ada yang lebih penting..” Hmm.. Kali ini saya berbicara (menulis?) sedikit tentang PRIORITAS. Pemikiran “mana yang lebih penting”, “mana yang lebih bernilai”, dan pemikiran lainnya membawa kita secara sadar dan tidak sadar untuk menentukan prioritas kita.
Manusia memang terkadang tidak bisa menentukan prioritasnya, karena terlanjur hanyut dengan sifat “rakus”nya. Semuanya mau diambil. Semuanya mau berjalan dengan mulus dan lancar. Kalo ditanya “mau istri yang cantik tapi matre, atau yang biasa aja tapi sederhana”, pasti jawaban pertama adalah “cantik tapi sederhana”.
Tapi, terkadang dalam hidup (setidaknya dalam hidup saya selama 23 tahun belakangan), manusia dihadapkan pada pilihan2 akan jalan hidupnya, yang memaksa manusia tersebut untuk menentukan prioritasnya. Pilihan-pilihan tersebut sama pentingnya. Yang satu tidak lebih jelek ketimbang yang satunya. Dua-dua nya bagus, tapi ngga bisa diambil dua-duanya.
Baru-baru ini saya berhadapan dengan situasi tersebut. Saya bekerja di perusahaan dan bidang pekerjaan yang saya impikan. Dengan lingkungan kerja yang baik (setidaknya hingga saat ini). Kemudian, muncullah pilihan baru ini. Pekerjaan impian orangtua saya. Pekerjaan impian banyak orang juga. Dengan salary yang dimimpi2kan orang2. Dengan prestise sebegitu tinggi. Tapi satu masalahnya : itu bukan mimpi saya, tapi mimpi orang tua saya.
Saya berada di tahap akhir seleksi. Pertanyaan tersulit adalah, bersediakah saya ditempatkan di lokasi cukup jauh dari peradaban, di seluruh Indonesia, dengan jangka waktu yang tidak bisa ditentukan? Good salary, bahkan great salary mungkin. Tapi bisakah uang tersebut membayar pekerjaan impian yang saya miliki saat ini? Bisakah uang tersebut membayar waktu yang saya tinggalkan di sini? Bisakah uang tersebut membayar momen2 bersama keluarga yang mungkin tidak terulang 2 kali? Bisakah uang tersebut membayar momen kebersamaan saya dan “dia”? Bisakah uang tersebut membayar kegiatan yg tidak bisa saya lakukan bersama teman2 di kota ini?
Atau lebih tepatnya : PANTASKAH semua itu dibayar dengan uang? Dengan gaji super? Dengan tunjangan melimpah?
Untuk saya, jawabannya TIDAK. Meskipun harus mengecewakan ibu saya. Meskipun harus membuat ayah saya mogok ngomong. Meskipun harus membuat teman2 heran dan bertanya2, kenapa harus membuang kesempatan. Meskipun ada orang yang bilang saya “bodoh” karena jawaban saya itu.
Beberapa kali sang pewawancara menanyakan hal yang sama, dan berkali-kali pula saya jawab dengan jawaban yang sama. Dan hasilnya, saya tidak lolos ke medical check up. Hahaha.. ^_^
Saya juga masih heran, kenapa saya masih bisa tertawa ya? Secara jujur, prestise dan gaji yang ditawarkan, sungguh menggiurkan. Meskipun mungkin bukan pekerjaan yang saya inginkan, tapi mungkin itu masih bisa terbayar dengan gaji besar. Saya kecewa ketika harus menjawab “tidak”, tapi saya yakin, ADA YANG LEBIH PENTING ketimbang UANG di dunia ini. Dan yang membuat saya masih dapat tertawa, mungkin karena saya amat yakin dengan keyakinan tersebut, dan yakin tidak akan dikecewakan.
Uang memang penting, tapi tidak lebih penting ketimbang momen2 yang saya sebutkan tadi. Prioritas saya berbeda dengan orang lain. Apa yang lebih penting menurut saya, mungkin kurang penting bagi orang lain.
Dan kenapa harus berubah prioritas, jika saya yakin dengan prioritas saya? Meskipun di penghujung tulisan ini, muncul lirik Mr Big : “Or am I a fool, goin’ where the windblows?“
Life is all about choices….
Lo ga “bodoh” kok men, cm agak bego aja dikit,,
hahahahahhaha
uupsss,, bcanda deng,,
Klo lo emg udah cinta ama kerjaan lo skrg, ya ngapain cabut? Cabutnya ya ntar aja pas lo udah ga cinta lg ama kerjaan lo,, (kyk gw gini.. lhaa, jd gw yg curcolll,,hahahaha)
=)
SETUJU! Money can’t buy everything..
@ria
Coba cek notes saya di Facebook. “What Money Can Buy?”. :)
hei nama saya Sakura, bukan Ria.. anda salah orang sepertinya.. =P