Melihat horizon dari atas perahu di perjalanan ke Pulau Tidung, mengingatkan saya betapa kecilnya saya. Betapa rapuhnya saya. Betapa bahwa setiap hari di dalam hidup saya, tidak terlepas dari kebaikanNya.
Betapa banyaknya masalah dalam keseharian saya, telah memudarkan rasa bersyukur saya pada semua yang telah dan sedang saya nikmati. Beratnya pikiran, telah mengalihkan logika saya dari keberadaan Dia yang jauh lebih besar dari saya. Kebahagiaan sementara, terkadang membuat mata saya tertutupi, dan lupa menyadari bahwa tidak ada yang abadi.
Sungguh, saya hanyalah sebutir pasir. Terombang ambing dibawa ombak, hingga akhirnya bertemu pantai. Sesekali harus merelakan diri terhanyut tanpa tahu tujuan dan arah. Atau berdiam dan menunggu. Atau hanya menatap langit, dan berkata “Terimakasih Tuhan, untuk kepastian yang Kau berikan. Kepastian bahwa esok pasti masih ada, dan matahari masih terus bersinar. Kepastian bahwa masa depan, sudah ditentukan oleh-Mu. Dan kepastian bahwa yang pasti di dunia ini, hanyalah diri-Mu.”