Fotografi, sama halnya seperti musik dan seni lainnya, adalah urusan selera. Maka ketika sebuah foto ditentukan sebagai pemenang kontes foto, terkandung banyak sekali subyektivitas sang penilai di sana.
Sulit mengatakan sebuah foto adalah foto yang bagus. Pencahayaan yang sempurna, fokus yang tajam, background yang bagus dan objek yang menarik, terkadang bukan sebuah faktor penting untuk menilai sebuah foto yang “bagus”. Buktinya, hasil kamera Lomo yang vignete dan salah warna justru dipahami sebagai foto yang bagus.
Tapi tak ayal ada sebuah kekecewaan, ketika dalam sebuah kontes foto, pemenangnya bukanlah sebuah foto yang “wah”, baik dari sisi konsep maupun teknis. Saya bukan kecewa karena saya tidak menang, namun menurut saya secara pribadi, ada (dan bahkan banyak) foto lain yang lebih layak menang.
Ah, baru saya sadari bahwa kini saya telah berubah orientasi. Fotografi toh bukan tentang kalah menang, namun tentang merekam momen. Menangkap peristiwa-peristiwa penting (dan tidak penting) dalam hidup sehari-hari. Menghentikan waktu di dalam lembaran kertas (dan file .jpg). Menciptakan sarana bernostalgila di kemudian hari.
Mari kembali memotret. :)
foto ijul nya bagus euy..
abadikan momen yang menurut kita berpesan agar nanti di hari tua bisa nyengir. hehe