“Silahkan Mas..” ujarnya begitu melihat saya masuk ke toilet. Ia yang sedang melap urinoir, bangkit berdiri dan tersenyum ke arah saya. Tak lama setelah saya menyelesaikan urusan di toilet, kembali ia tersenyum sambil mengucapkan terimakasih. Rasa-rasanya, ia sangat menikmati pekerjaannya sebagai penjaga toilet di mall ini.
Bayangkan, setiap harinya dia harus melap urinoir berpuluh kali. Mengucapkan salam kepada orang-orang yang mungkin menengok ke arahnya pun tidak. Menahan aroma busuk dari bilik-bilik toilet. Tapi dia tetap tersenyum pada saya, sore itu.
Sementara saya, datang ke toilet dengan gerutu. Keluh kesah karena rekan kerja. Karena atasan. Karena gaji yang (menurut saya) selalu kurang. Padahal, seharian saya berada di bilik kerja yang nyaman. Duduk tenang. Mata menatap laptop. Tak perlu mencium aroma busuk. Tak perlu mengelap bekas kencing orang-orang jorok, yang entah siapa.
Tapi saya tetap menggerutu.
Jobdesc, kamu bilang. Sesuai dengan kompensasi, kamu bilang. Sesuai dengan tanggungjawab, kamu bilang.
Coba bayangkan, seandainya mas itu ngga ada, mau jadi apa urinoir yang kamu kencingi? Mau bau seperti apa yang kamu cium ketika masuk ke toilet? Mana bisa kamu duduk tenang di dalam bilik yang kotor dengan noda apalah-itu-namanya ada di mana dan merusak pemandangan?
Tapi lihat, berapa banyak orang yang sekedar mengucapkan terimakasih padanya? Berapa banyak orang yang sekedar menengok dan tersenyum, sekedar menghargai bahwa pekerjaannya membuat kita nyaman berada di toilet?
Hari itu saya bertekad, saya ngga mau kayak orang kebanyakan.
“Terimakasih Mas.. Bersih nih toiletnya..” kata saya sambil tersenyum ke arahnya.
Kalo kamu ingin dihargai, hargai dulu orang lain. That’s a simple rule of life. :)
Terimakasih itu kalimat krusial yang sering dipandang sebelah mata, dan alasan yg tidak saya sukai adalah jika diingatkan, biasanya orang bilang, “lah itu kan memang kerjaannya.”
Padahal, apresiasi itu universal.
niceeeee post *lima jempol *jempolnya Siwon oppa
kata terima kasih kedenagarannya sepele tapi akan sangat berharga buat yang menerimanya
Kata yang seolah sepela namun akan menjadi dahsyat.hehe
kamu sentimentil juga ya meyn..
lumayan nih baru baca2 blog lu ehehhehe